Jumat, 11 September 2015

Banyak yang Tidak Punya Rencana Dana Pensiun

Dari 20 tahun usia pensiun yang diperkirakan, orang Indonesia hanya mampu memenuhi dana pensiun untuk 10 tahun kebutuhan hidup mereka. Kondisi ini didasarkan pada pengelolaan keuangan dan perilaku menabung mereka saat ini.

Manulife Investor Sentiment Index (MISI) mencatat tiga dari lima responden yang disurvei merasa mereka mampu memperoleh pensiun yang diharapkan. Sebanyak 68% para investor di Indonesia berharap bisa tetap bekerja penuh atau paruh waktu setelah pensiun.

Sementara itu, para investor juga mengungkapkan sumber tambahan dana pensiun mereka, yaitu: produk asuransi individu dan pendapatan dari investasi properti.

“Sebagian besar investor berharap bisa tetap bekerja pada usia pensiun mereka untuk memenuhi kekurangan tersebut,” ungkap Nelly Husnayati, Vice President Director-Chief Agency, Employees Benefits, and Shariah Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

Kenapa Tidak Punya Rencana Pensiun

“Ada banyak alasan investor tidak mampu menabung dengan cukup untuk masa pensiun. Namun, bekerja setelah usia pensiun pun bukanlah pilihan paling tepat bagi kesehatan ataupun dari sisi produktivitas seseorang.”

Sementara itu, mereka yang berusia 30 hingga 49 tahun mengungkapkan pendidikan anak ialah alasan utama mereka tidak merencanakan pensiun lebih awal, sedangkan responden berusia 25 hingga 39 tahun menyatakan masih terlalu muda untuk memulai perencanaan hari tua.

Survei ini menunjukkan 1 di antara 10 investor tidak merencanakan pensiun sama sekali. “Ke depannya, menutup kekurangan tabungan pensiun akan menjadi tantangan bagi kebanyakan orang. Terus bekerja walaupun mencapai usia pensiun makin menjadi kebutuhan walaupun merupakan solusi yang sedapat mungkin dihindari,” ujar Nelly.

Anak, Andalan dalam Rencama Dana Pensiun

Mengandalkan anak saat pensiun Untuk menutupi kekurangan tabungan pensiun, 20% investor
Indonesia di atas usia 48 tahun berencana mengandalkan anak-anak mereka untuk mendukung keuangan.

Sementara itu, 33% investor di bawah usia 48 tahun mengungkapkan anak-anak diharapkan membantu secara finansial setelah orang tua mereka pensiun. Kondisi serupa ditemukan di banyak wilayah di Asia. Para investor di Asia menjadi “sandwich generation” di mana mereka harus membiayai anak-anak mereka dan membayar biaya pensiun orang tua sehingga tidak mampu menabung untuk pensiun mereka sendiri.

Dengan usia harapan hidup yang lebih panjang, investor akan cenderung membiayai orang tua mereka yang makin tua dan pada saat yang sama menyisihkan sebagian pendapatan untuk masa pensiun mereka pula.

Kesimpulan

Kondisi ini menjadi peringatan kita semua untuk segara membangun rencana pensiun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar