Jumat, 11 September 2015

Trend Penurunan Sentimen Investor di Indonesia

Hasil temuan terbaru menunjukkan tren penurunan sentimen investor Indonesia sejalan dengan penurunan sentimen di wilayah Asia dan temuan di beberapa negara Asia lainnya, seperti Jepang, Taiwan, dan Hong Kong.

“Temuan survei menggarisbawahi kekhawatiran para investor di wilayah ini akan keadaan ekonomi, pasar, dan lapangan kerja. Masyarakat menunggu dan tidak bereaksi karena tidak yakin apa yang harus dilakukan,” ujar Robert A. Cook, President dan CEO Manulife Financial untuk wilayah Asia.

Hasil Survei Sentimen Investor Indonesia

“Survei ini menunjukkan para investor di Asia tidak mencari investasi yang berisiko. Jika kita melihat dari sudut pandang mereka, hal tersebut sangat wajar, terutama yang berkaitan dengan dana jangka panjang mereka.”

Sentimen terhadap investasi saham dan reksa dana, memasuki area negatif, yaitu -20 untuk saham dan -14 untuk reksa dana. Sementara itu, dana tunai masih menjadi pilihan utama para investor di Indonesia.

Dalam temuan lainnya, MISI menekankan, walaupun terjadi tren penurunan sentimen secara bertahap terhadap dana tunai dan makin sedikit investor yang menyatakan mereka memiliki dana tunai pada kuartal ini, porsi dana tunai dan deposito dalam portofolio para investor meningkat secara signifikan dari 28% pada kuartal sebelumnya menjadi 42% pada kuartal ini.

Namun, 64% responden di Indonesia merasa tidak memiliki dana tunai yang cukup. Pada kuartal ini, pemerintah Indonesia melakukan penyesuaian untuk menjawab berbagai tantangan perekonomian.

Bank Indonesia telah memprediksi pertumbuhan ekonomi akan turun selama 2013 dalam kisaran 5,5 hingga 5,9% dari perkiraan sebelumnya yang berkisar di antara 5,9 hingga 6,2%. Pertumbuhan ekonomi yang melambat dan kenaikan harga bahan bakar mengakibatkan turunnya harga saham dan reksadana.

Akibatnya, investor lebih memilih untuk menyimpan dananya dalam bentuk tunai di tabungan daripada berinvestasi.

Kesimpulan

“Masyarakat perlu menyadari inflasi, risiko kredit, dan pajak atas bunga mengurangi nilai uang. Ini berarti tabungan dan deposito tidak dapat dijadikan sebagai kendaraan investasi untuk jangka panjang. Para penabung dan pensiunan di Indonesia harus mempertimbangkan alternatif investasi lainnya yang memberikan tingkat pengembalian lebih tinggi daripada deposito,” ujar Putut Andanawarih, Director of Business Development PT Manulife Aset Manajemen
Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar